Yayasan Hutan Biru (YHB) atau Blue Forests telah mengimplementasikan program pengelolaan mangrove terintegrasi di Indonesia sejak tahun 2000. Awalnya YHB dikenal sebagai Yayasan Akar Rumput Laut dan berlanjut dengan nama Mangrove Action Project – Indonesia sebelum melebur dan resmi menggunakan nama menjadi Yayasan Hutan Biru pada tahun 2014. Bersama dengan mitra, YHB telah melaksanakan proyek pengelolaan mangrove terintegrasi di 15 provinsi dengan melaksanakan program restorasi mangrove, mata pencaharian berkelanjutan, pendidikan lingkungan, pendampingan tata kelola yang baik untuk konservasi mangrove, dan kajian pemecahan masalah-aksi bersama masyrakat dan para pihak.
Di Mimika dan Asmat, Provinsi Papua, YHB telah memfasilitasi sejumlah kampung (desa) dalam menyusun dan mengimplementasikan perencanaan pembangunan yang adaptif terhadap penguatan masyarakat adat, perlindungan hutan, dan pemberdayaan perempuan yang menggunakan sebuah pendekatan yang dikenal Kampung Lestari. Untuk menciptakan sistem dukungan yang baik, YHB juga bersama para pihak meningkatkan upaya kolaborasi dalam sejumlah inisiatif multi pihak untuk mendorong integrasi pengelolaan ekosistem mangrove dan rawa berkelanjutan.
Tujuan program:
Memperkuat peran pemilik tradisional adat dalam pengelolaan lanskap hutan sebelum terlibat dengan proses perencanaan tata kelola negara formal untuk meningkatkan ketahanan dan kapasitas adaptif lanskap hutan kritis di provinsi Papua dan Papua Barat.
Objektif Program:
- Penguatan kembali sistem dan praktik pengelolaan sumber daya alam adat.
- Penciptaan pengetahuan bersama dengan perspektif adat seputar masalah dan kebutuhan perlindungan satwa liar dan habitat.
- Peningkatan kapasitas masyarakat adat seputar pengembangan dan pengelolaan mata pencaharian berkelanjutan yang berkontribusi pada ketahanan pangan dan gizi serta hasil mata pencaharian yang berkelanjutan dan bentuk modal.
- Peningkatan keterampilan dan pengetahuan pengelolaan sumber daya lanskap dan bentang laut serta mata pencaharian bagi pemuda adat, perempuan, dan laki-laki; dan gerakan signifikan di seluruh wilayah pembelajaran teknis, praktis, dan pemberdayaan.
- Meningkatkan akses dan kontrol masyarakat adat atas sumber daya alam di daratan dan lautan yang sehat.
- Diseminasi pendekatan Kampung Lestari ke Papua Barat untuk meningkatkan perlindungan hak masyarakat asli Papua atas sumber daya hutan (Hak Ulayat) mereka dari tekanan pembangunan tidak berkelanjutan dan tidak merata.
Objektif
Field Officer bertanggungjawab melakukan identifikasi, persiapan, dan pengelolaan aktivitas di lapangan sesuai dengan rencana kerja. Field Officer akan mengerjakan tugas-tugas teknis berupa implementasi di lapangan dan melaporkan kepada Project Coordinator. Field Officer berperan memfasilitasi, mengkoordinasi, dan kolaborasi antar antar masyarakat dan para pihak.
TUGAS
- Terlibat dalam pelaksanaan aktivitas Sekolah Adat di kampung dengan kolaborasi bersama para pihak terkait.
- Terlibat dalam pelaksanaan program Pendidikan Lingkungan Hidup, termasuk adaptasi kurikulum dan pelatihan untuk guru.
- Memfasilitasi penguatan pemerintah kampung perencanaan kampung, pengembangan program-program kampung, dan penganggaran kampung.
- Memfasilitasi dan mendampingi kelompok masyarakat untuk melaksanakan monitoring dan patroli sumber daya alam.
- Memfasilitasi masyarakat untuk peningkatan penghidupan dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, berkeadilan, dan berkearifan lokal melalui pendampingan Sekolah Lapang Pesisir, UMKKM dan pengembangan BUMKAM.
- Melakukan serangkaian koordinasi termasuk diskusi informal di level site dan para pihak.
- Melakukan pengumpulan data sosial-ekonomi dan kondisi ekologi di site.
- Memfasilitasi pertemuan dengan para pihak terkait isu kelembagaan adat.
- Memastikan data yang dikumpul di lapangan adalah valid melalui proses triangulasi.
- Melaporkan kegiatan di lapangan kepada Project Coordinator.
- Bertanggungjawab atas dokumen administrasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan (ToR Aktivitas, pelaporan uang muka, dan pelaporan kas kecil).
- Melaksanakan peran lain yang diberikan oleh Project Coordinator melalui kesepakatan bersama.
Pelaporan:
- Laporan Biweekly
- Laporan Aktivitas
Persyaratan
Pendidikan
- Minimal Sarjana (S1) di bidang Ilmu Sosial, Kehutanan, Kelautan, Biologi, atau bidang lain yang relevan.
Pengalaman
- Berpengalaman bekerja di wilayah Papua / Papua Barat.
- Minimal 2 tahun pengalaman bekerja dalam kegiatan pendampingan masyarakat.
- Berpengalaman bekerjasama dengan masyarakat, donor, pemerintah, instansi swasta, dan para pihak yang terlibat dalam proyek.
Kompetensi
- Kemampuan memahami isu sosial, lingkungan, kebijakan, dan masyarakat adat.
- Kemampuan memfasilitasi pertemuan dan diskusi bersama para pihak.
- Pemahaman dan ketertarikan tentang aspek pengembangan berkelanjutan.
- Kemampuan komunikasi yang baik secara lisan dan tertulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, jika menguasai bahasa daerah setempat merupakan nilai tambah.
- Menulis laporan naratif dan menyajikan dalam bentuk presentasi.
- Mampu bekerja secara mandiri maupun bersama tim dalam mengkoordinasikan kegiatan antara berbagai para pihak.
- Kemampuan analisis dan pemecahan masalah yang baik.
- Menguasai aplikasi komputer (Word, Excel, PowerPoint) dan aplikasi pendukung pengelolaan proyek
- Bersedia bekerja di lapangan selama periode kontrak.
- Diutamakan bagi warga Papua yang berdomisili di Papua /Papua Barat.
Lokasi Pekerjaan
- Mimika - Asmat, Papua & Sorong, West Papua
Batas Waktu
22 Februari, 2022
loading...